Minggu, 23 Januari 2011

Kalau Aku ke Wellington


Untukmu

yang sedang berlayar


Hai kamu, ini sudah hari kesepuluh aku mengirim surat padamu loh. Hari ini adalah hari terakhir aku menulis untukmu di 30 Hari Menulis Surat Cinta. Harus bagibagi untuk yang lain yah. Kan walaupun aku mencintaimu, tapi hidupku bukan semua untukmu. Mencintai juga harus berbagi bukan?

Nah, di surat terakhirku ini, hihihi kesannya nggak akan mengirim surat lagi. Di surat kesepuluh ini aku ingin kamu tahu bahwa beberapa hari ini aku jadi sering searching tentang Wellington. Aku jadi ingin ke sana, walaupun mungkin tidak bertemu denganmu, setidaknya aku bisa merasakan dirimu di kotamu. Ah, aku jadi ingat film Soundless Wind Chime. Dia datang ke negara almarhum kekasihnya untuk melepas kerinduan. Sungguh mengharukan film itu. Aku bisa merasakan bagaimana kerinduan dia rasakan dengan menelusuri kota asal almarhum kekasihnya, yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Kamu harus nonton film itu.

Oh ya, setelah aku lihatlihat, Wellington sungguh menarik. Ternyata Wellington kota urban yang sangat berbudaya dan orisinil. Banyak museum menarik di sana, serta festivalfestival yang menakjubkan. Sebenarnya, kalau ke Wellington sama kamu, aku tidak akan riset dulu. Aku percaya kamu tahu apaapa yang aku suka. Kita kunjungi berdua.

Tapi sumpah, aku penasaran dengan Harbour Festival. Indonesia tidak punya festival itu. Aku ingin naik kapal bersamamu di festival ini. Aku juga pastinya ingin melihat Te Papa Museum, pengen naik Cable Car, pengen nyoba ngopi di Mojo Coffee, jalanjalan di Botanical Garden, ah...banyak sekali yang ingin aku coba. Rasanya aku harus 3 bulan di sana atau kamu mau memintaku tinggal di situ hihihihihi..Tapi pastinya, aku ingin datang ke universitas tempat kamu kuliah dulu. Kamu pernah cerita tentang itu kan...?

Ternyata kotamu penduduknya cuma 4jutaan jiwa. Menurutku, jumlah segitu cukup untuk satu kota. Jakarta hampir 10 juta, pantas saja sesak dan tak beraturan. Dari gambargambarnya aku juga melihat Wellington rapih dan menyenangkan. Jangan bandingkan dengan Jakarta yang kamu tahu sendiri, sesak dan semrawut. Aku serius ingin ke sana jadinya.

Nah, kabarkan padaku, kapan kau pulang ke Wellington. Aku akan menjadwalkan perjalanan ke sana untuk menemuimu. Aku akan sangat menunggu sekali ucapan selamat datang darimu saat aku di Wellington.

Dan ini aku kirimin fotoku siapa tahu kamu kangen. Aku sama boneka monyet hadiah dari Rara dan Dea. Namanya onyet Brama, dia pemalu. Sampai jumpa di Wellington!




salam rindu dalam keajaiban,

Pengintai Bintang


(dikirim oleh @omemdisini di www.penyairduamusim.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar