Sabtu, 15 Januari 2011

Kapan Jumpa?

Bubun, Jumpa rindu..











Maaf yaa..
Aku baru bisa membalas suratmu sekarang, Bun..
Kemarin aku sedang dipadati oleh tugas yang minta waktu Jumpa terus menerus..
Untungnya sekarang sudah tidak, jadi bisa balas surat Bubun deh :)
Semoga ini bisa menjadi pelepas dahaga rindu diantara kita, yang menyerang tak kenal ampun.
Sebulan lalu, sepulang kuliah, Jumpa menemukan surat di kotak merah jambu yang menempel di pintu kamar kosan. Hari itu ternyata bukan surat biasa yang kudapatkan, ada sepucuk amplop warna kesukaanku, merah jambu. Amplop yang selalu kau gunakan jika mengirim surat untukku. Hmm.. sudah lama tak mengirimi surat lagi, akhirnya Bundaku Paling Cantik Sedunia yang Selalu Memenuhi Hidupku dengan Sayang dan Wejangannya mengirim lagi, aaahhh jadi semakin rindu kamu deh Bubun Sayang :)
Kabarku disini baik-baik saja kok, bun. Kuliahku, semester ini baru saja selesai. Semester yang padat dengan tugas-tugas kuliah yang berentetan dan ujian akhir semester yang mampu memaksaku untuk menelan aspirin. Pusing deh kepalaku, Bun.. Tapi tenang saja, sekarang sudah tidak kok, bukan karna sudah menelan obat pereda nyeri, tapi karena sekarang sudah berganti dengan rasa deg-degan yang, ampun-ampunan deh, menanti nilai semester ini keluar. Minta doanya, tolong doakan nilaiku bagus ya Bun..
Nah kalau Bubun sendiri bagaimana kabarnya? Semoga sehat Wal’afiat yaa :)
Oia, menjawab pertanyaanmu di surat yang lalu..
Kapan Jumpa pulang? ; Maaf yaa Bun, Jumpa kebetulan dapat pekerjaan liburan semester ini. Jadi belum bisa pulang. Mungkin jika pekerjaanku sudah selesai, kira-kira sebulan lagi, baru aku bisa ke Cicadas. Jumpa juga rindu Bubun, tapi sabar ya Bun..
Kapan Jumpa lulus? ; Maaf yaa Bun, Jumpa mungkin masih satu setengah tahun lagi lulus. Jumpa juga ingin cepat lulus, tapi ternyata kuliah tak semudah itu. Maaf yaa Bun, dompet coklat tua Bubun masih harus terkuras isinya untuk membayar kuliah aku. Tapi Bun, semoga ini bukan sekedar janji anak pada orangtua, “Jumpa akan berusaha semaksimal mungkin, mewujudkan cita-cita Bun secepatnya, yaa.. Mengajak Bun ke Wisuda Jumpa, melihat Jumpa memakai toga, melihat Jumpa jadi Sarjana..”
Kapan Jumpa menikah? ; Maaf yaa Bun, Jumpa bukannya tidak sopan, tapi Jumpa tertawa geli sampai menepuk-nepuk lantai, ketika membaca pertanyaan ini. Tertawa karena Bubun aneh-aneh aja deh nanyanya, lucu. Jumpa kan belum punya pacar lagi sekarang, jadi bagaimana mau menikah, bunda sayang.. Jodohnya saja belum ada. Lagi kan kulia juga belum selesai, Bunda sabar yaa kalau mau timang cucu :)
Bubun sayang.. Pertanyaanmu sudah Jumpa jawab. Jujur ini seperti intropeksi sendiri buat aku..
Maaf, aku jarang pulang. Maaf, belum selesai juga kuliahnya. Maaf masi lama menimang cucunya. Maaf ya Bun..
Oia, bagaimana kabarnya usaha barunya, Bun? Semoga tokonya laris manis yaa semanis Bubun..
Dan tentunya, bagaimana Temu dan Sapa, Bun? Masih sering bertengkar gak Bun? Ahh rindu nian deh Bun dengan mereka. Titip salam yaa buat mereka Bun, bilang.. “Kata Kak Jumpa, kalau kalian akur. Kak Jumpa pulang, Temu akan dapat mobil-mobilan, dan Sapa akan dapat boneka-bonekaan..”
Bun, nampaknya sudah panjang sekali yaa suratnya. Semoga Bubun tak lelah membacanya. Jumpa disini akan selalu mengingat pesan Bun.. Bubun juga, jaga kesehatan yaa disana, jangan terlalu letih bekerja, kalau matahari sudah tenggelam, tutup saja yaa tokonya, dan terimakasih sudah selalu mendoakanku. Salam yaa buat adik-adik disana. Jumpa akan pulang secepatnya, menemui Bubun Senyum, Si Jagoan Temu, Dan Si Ramah Sapa. Kecup sayang peluk hangat untuk semuanya, Jumpa rindu kalian..
Anakmu,
Jumpa..

----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar