Kamis, 27 Januari 2011

Mahoni kecilku

Dear Mahoni kecilku sayang,

Bagaimana kabarmu di Gunung Kareumbi sana? Baik-baik saja kan? Apa hujan menenggelamkanmu? Atau angin terlalu kencang menderamu? Ah, aku sungguh berharap kau akan baik-baik saja disana.

Bukan tanpa sebab kita bertemu, melalui program “Pohon Asuh” yang dikelola oleh sahabatnya sahabatku juga (yang sekarang kita semua adalah satu kesatuan :D #MaNoHaRa) yang akhirnya mempertemukan kita. Kamu dan aku. Mahoni dan Dini. Sebuah padanan nama yang serasi bukan? Ya, aku jatuh cinta disaat kali pertama kita bersua. Rasanya excited sekali disaat aku membuka ikatan di plastik yang membelenggumu, kemudian meleburkan akarmu kedalam tanah. Segenap hati aku sungguh-sungguh melakukannya, tidak ingin ada cela karena aku berharap kamu bisa tumbuh dengan sempurna!:D

Ah Mahoni kecilku, berbulan-bulan lamanya kita tidak berjumpa :( . Aku rindu kamu. Sudah sebesar apa kamu sekarang? Adakah dedaunan mulai muncul? Apakah rantingmu telah kuat menopang burung yang singgah atau sekedar belajar terbang? Aku yakin belum, menurut ahli tanaman, pohon sepertimu akan butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa tumbuh kuat dan berdaun rimbun.

Dan bila saat itu tiba, pasti aku sudah berkeluarga. Aku berjanji akan mengajak anak-anakku kesana kelak, untuk menemanimu, menanam pohon-pohon Mahoni lainnya. Untuk itu demi aku dan demi bumi yang kita cintai, tumbuhlah dengan tegar, mengakar dengan kuat, berdaun dengan rimbun, Mahoni kecilku sayang. Bertahanlah pada angin yang mendera kencang dan pada hujan yang terkadang meradang. Berjanjilah untuk tumbuh dengan sempurna menjadi pohon Mahoni yang kekar dan dapat membantu melindungi bumi dari polusi, agar nanti kita bisa berjumpa lagi. Suatu hari nanti. Di Gunung Kareumbi.

Peluk rindu dan penuh cinta untukmu,

Salam sayang dari Bandung.

Dini.



---Oleh:


(diambil dari: www.berceloteh.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar