Kamis, 27 Januari 2011

untuk terima kasih

Selamat malam, penerimaan.

Penerimaan, aku tak tau kamu mampu hadir dengan begitu megah. kamu mampu menggapai diriku saat yang kuharapkan untuk didapatkan adalah sebuah pukulan keras mendarat di wajahku. kamu mampu datang saat aku sungguh butuh dimaki dan diludahi. kamu menggenggam tanganku tepat saat satu satunya hal yang ingin kudapatkan adalah tendangan selamat tinggal yang keras dan menyakitkan.

Penerimaan, kau tau apa yang aku pikirkan saat aku memikirkanmu dan yang memilikimu? aku berpikir tentang berdiri di tengah jalan raya dan menunggu truk besar mengehempaskan tubuhku berdarah di pinggir jalan. aku berpikir tentang naik pesawat dan terjun bebas tanpa parasut dari batas ketinggian terbangnya. aku berpikir tentang menaiki tangga kampus sampai lantai terakhir dan menuju ke lantai bawah lagi dengan cara tercepat tanpa harus naik tangga lagi.

Pemerimaan, kau sesungguhnya menyakitiku. karena aku tak pantas mendapatkanmu. kenapa kau justru hadir dan membuat rasa menguat? dengar, aku sungguh tak pantas untuk itu! Penerimaan, sungguh aku kuat menangis bermalam-malam untuk memikirkanmu. kenapa aku tak ditinggalkan saja? aku merasa berdosa! aku telah menyakiti!

Penerimaan, yang memilikimu dan yang memberikanmu padaku sungguh... tak tau dengan kalimat seperti apa lagi aku harus berterima kasih padanya. aku rasa takkan ada cara yang pantas untuk mengungkapkan keseluruhan rasa terima kasihku padanya. Penerimaan, kamu telah menjadi ujian terberat dan dia lulus. entahlah, dunia boleh melihatnya sebagai yang paling tidak baik tapi kamu lah yang paling tau bahwa dia yang terbaik. siapa lagi? kamu yang paling tau.

Selamat malam, terima kasih.


---Oleh:


(diambil dari: www.draftnyambemm.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar