Jumat, 21 Januari 2011

Membaca Buku Harianmu

Adikku sayang,

Maafkan aku membaca buku harianmu yang tergeletak dimeja. Aku tau perbuatanku tidak pantas, namun aku menangis membaca isinya.

Aku sungguh tidak menyadari betapa berat bebanmu sebagai adik, kamu hidup dalam bayang-bayangku yang telah menciptakan standar baru untuk semua hal yang kamu lakukan. Aku jadi tau bahwa ibu jadi sering membanding-bandingkanmu dengan aku, bahkan teman-temanmu juga. Tentu saja kita berbeda dalam banyak hal dan kamu hanya ingin mendapat kebebasan melakukan apapun dengan caramu tanpa harus mengikuti caraku.

Aku tidak sadar bahwa usahaku untuk jadi anak yang baik yang membahagiakan dan membanggakan bagi orang tua telah membuatmu terpuruk karena merasa tidak bisa melakukannya sebaik aku. Aku juga tidak sadar bahwa sifatmu yang tomboy dan cuek kamu lakukan hanya agar kamu semakin terlihat berbeda dariku, sebagai tanda pemberontakanmu pada orang tua kita yang selalu membandingkanmu dengan aku.

Membaca buku harianmu sungguh membuatku merasa berdosa, berdosa karena melanggar privasimu dan berdosa karena sudah membuatmu merasa terbebani olehku. Seandainya kita punya lebih banyak waktu untuk bersama mungkin kamu akan bercerita dan aku akan lebih memahamimu.

Aku sudah bicara pada ibu dan bapak untuk lebih memahamimu dan menerimamu sebagai individu yang memiliki kepribadian sendiri. Aku katakan pada mereka agar membiarkanmu mengekspresikan dirimu dengan caramu sendiri. Tentu mereka mengerti karena bagaimanapun mereka juga menyayangimu sebesar mereka menyayangi aku.

Aku harap kamu tidak marah padaku karena sampai saat ini aku masih berpura-pura tidak pernah membaca buku harianmu. Suatu saat nanti ketika saatnya tepat aku akan berterus terang kepadamu.

Satu hal yang sangat ingin kubantah dari tulisan dibuku harianmu adalah ketika kamu menulis bahwa aku sama sekali tidak menyayangimu adalah 100% salah. Aku memang tidak memiliki banyak waktu untuk mengenalmu lebih dekat, terutama karena kita juga tinggal berjauhan tapi aku sangat menyayangimu. Aku menyayangimu sejak kamu lahir dan rasa itu tidak pernah berubah sampai sekarang.

Love you forever

Kakakmu

(dikirim oleh @utary di http://myutary.blogspot.com)

1 komentar: