Jumat, 14 Januari 2011

Mencari Kita

terima kasih sudah sempat membaca surat ini. maaf kertasnya tak lagi putih. tintanya tak menyala terang. tapi saya harap pesannya sampai ke hatimu.

Kata siapa saya membencimu. Salah, yang benar adalah saya sangat membencimu. Sangat amat tentunya. Saya benci kamu selalu lupa mengucapkan selamat senja akhir-akhir ini. Padahal kamu tahu betul saya sangat suka saat-saat senja. Apalagi saat saya tahu kalau saat senja kamu entah dimana dan pura-pura amnesia.
Hari ini ibu menemukan dompet saya, ada foto kamunya. Hei, ibu sudah tau kalau kita pacaran! Asik bukan. Padahal kapan hari saya bohong, saya bilang orang tua saya telah mendeteksi keberadaanmu. Maaf, itu bohong besar. Dan saya tahu kamu kecewa. Tuh kan saya nangis lagi :(
dan pagi ini saya membuat kamu "cupcake", saya masih menulis nama itu sampai sekarang di kontak nomor di telepon saya. kalau kamu tau, saya buat cupcake ini dengan bercampur aduk perasaan.
Serius, baru kali ini saya menghayati yang namanya bikin kue. Meniriskan tepung terigu, menambahakan telur dan vanili, menambahkan pengembang adonan sampai mengaduk semua adonan, saya lakukan dengan penuh perasaan. Saya senyum-senyum. Ah, kamu memang jagonya bikin saya senyum karena keunikanmu. Kamu langka. Cuma saya yang punya!

Lalu saya mulai menyiapkan cetakan kue dan menuang adonan.Saya menangis, tiba-tiba saya ingat kejadian akhir-akhir ini bikin kita semakin menjauh. Semoga kita semakin menjadi dewasa atas semua kejadian ini. Maaf ya, adonannya tercampur tetesan peluh saya. Semoga tidak menimbulkan rasa sedikit asem. Serius, saya merasakan tiap detail sakitnya. Saya ingat semua moment sakit hati itu. Sangat ingat.

Menunggu adonan itu sebentar lagi akan jadi kue, saya duduk di depan oven. Sambil sesekali menaik-turunkan suhu oven yang harus pas agar kuenya enak. Dengan sabar saya menunggu dan menunggu. Masih dengan semua kegundahan tentang kamu, (dan kita) - Kita - KITA ? apa benar masih ada -kita-? Bagaimana menurutmu?

Lalu kue-kue itu matang dan segera saya keluarkan dari oven. Ah, ada beberapa yang sedikit kurang matang. Biar saja lah. Membuat kue ini sama seperti membuat hubungan yang matang. Memilih bahan adonan yang terbaik sama dengan memilih yang kualitas jempolan dari sekian banyak yang harus dipilih dan kamu bahan adonan paling sempurna . Mencampur adonan dengan porsi yang pas, dengan penuh kesabaran sama seperti saya dan kamu yang mencoba melebur menjadi satu, dengan semua kelebihan dan kekurangan. Menuangkan pada pencetak kue seperti saya dan kamu yang dengan sangat perlahan rela bersabar untuk satu sama lain. Dan memasaknya serta menunggunya matang sama seperti proses yang akan kita jalani, terlalu panas harus mengecilkan suhunya, terlalu dingin dibuat menjadi lebih hangat, pintar-pintar mengatur suhunya. Lalu menikmati hasilnya, hasil yang bagus mari kita makan, yang buruk jangan dibuang, biar saja menjadi kue. Dan besok kita mengulangi untuk memasak kue lagi. Kita bikin adonannya lebih enak dan istimewa.

Terima kasih cupcake telah banyak mengajari saya tentang apapun. Semoga masih ada -KITA-
Jaga diri baik-baik disana.
ps : kamu gak usah diet ya. Biar tetep lucu :)


(diambil dari http://catatansibolpoinmerah.blogspot.com/ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar