Jumat, 14 Januari 2011

aku mengingat kembali, kamu

sayang (ah, masih pantaskah kata itu terlafazkan dari bibirku?), hari ini aku begitu merindukanmu. rentetan kenangan tentang kamu hadir begitu cepat dan nyata. mungkin aku tak dapat menyampaikan langsung kepadamu (ah, atau aku yang terlampau takut dan pengecut?). tak apalah, baiknya kutulis saja surat ini, walau entah akan kau baca atau tidak (atau lebih tepat akan terkirim padamu atau tidak?), tapi paling tidak surat ini pernah kubuat, daripada aku pendam dan buatku kian sekarat.

mengingat kembali: wajah basahmu karena wudlu dan suara khas mu saat melafalkan takbiratul ihram dan ayatullah lainnya saat memimpinku shalat. sungguh kenangan paling nyata dan jelas yang sampai saat ini belum bisa aku hapus.

mengingat kembali pesan singkat yang selalu kau kirim tiap pagi, siang, dan malam untuk mengingatkanku makan. mengingatkanku akan shalat 5 waktu.

mengingat kembali panggilanmu yang tervisualisasikan dalam layar ponselku, sekedar mengucapkan “selamat pagi, sayang” atau “selamat tidur, sayang”, bercerita banyak hal tentang kegiatanmu satu harian, kegiatanku, kegiatan kita, diselingi gurau n sedikit pertengkaran ringan. bercengkrama tentang rencana masa depan, dengan anak-anak kita kelak tentunya.

mengingat kembali kata-katamu yang teduh, berusaha menenangkanku dari amarah, caramu membuatku percaya tentang tulusnya sayangmu, caramu membuatku menangis dan kemudian tertawa karena gurauanmu.

enam hari sejak kehilanganmu (ya, baru enam hari) sungguh belum habis kenangan tentang kamu. cukup aku memendam tangis dan rinduku selama enam hari ini. saat ini, ijinkan aku mengingat kembali kamu, tentang kamu.

sayang (aku memang selalu ingin memanggilmu dengan kata itu), berharap kau beranjak dari diammu, ambil ponselmu, cari nomorku, sekedar pesan singkatmu menanyakan kabarku akan cukup mengobati rinduku padamu. gambarmu di layar ponsel, laptop, dan dompetku belum cukup mengobatinya. atau mungkin kau mau memanggilku kembali dengan kata “sayang” dan melanjutkan cerita kita yang sempat terpenggal enam hari lalu, tanpa harus ada penggalan-penggalan lagi di cerita kita selanjutnya? semoga. :’)

2010.2010



(diambil dari http://adadhinidisini.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar