Jumat, 21 Januari 2011

Semua punya masa. Semua punya kala. Semua punya waktu

Ada masanya dimana aku selalu online 24 jam dan selalu bertemu denganmu di dunia maya. Dan itu menjadi awal perkenalan kita. Ngobrol, bercanda, bahkan curhat walaupun sedikit. Selalu ada saja lelucon lelucon konyolmu yang membuat aku tertawa. Berbicara apa adanya. Kadang terselip kalimat kalimat yang membuat aku menebak nebak, bahkan sampai membuat aku tersipu malu. Dan sekarang, aku benci mengingat masa itu.

Ada kalanya kita bertemu hanya sekedar nonton bioskop, atau beberapa kali bermain bersama teman teman yang lain. Kita memang bersahabat dekat, dekat sekali. Sampai sampai segala macam masalah pribadimu pun aku tau. Aku juga pernah dalam posisi sulit dimana aku merasa keberadaanku sebagai sahabatmu itu tidak disukai pihak lain. Tapi kamu bisa meyakinkan aku bahwa persahabatan kita lebih berarti dari apapun. Aku ini nomer satu. Nomer satu. Sungguh aku benci mengingat kala itu.

Dan tanpa rencana, waktu juga yang menyatukan kita. Saling memiliki. Saling menyayangi. Saling mencintai. Terdengar sangat klise dari pertemanan hingga akhirnya menjadi sepasang kekasih. Tidak banyak yang bisa dijelaskan. Kenapa bisa begini, kenapa bisa begitu. Waktu yang kita miliki menjadi sangat berharga dan terasa nikmat ketika dijalani. Sebagian dari dirimu adalah aku, dan sebagian dari diriku adalah kamu. Airmata, tawa, sedih, senang, kesal, kangen, semuanya bercampur menjadi satu. Ternyata kita hanya diberi waktu 2 tahun 5 bulan untuk bisa bersama. padahal rencananya kita ingin memiliki waktu lebih dari ini, bahkan selamanya. Aku benci. Aku benci airmata ini menetes lagi.

Sekarang, aku ingin semua kembali dari awal. Dimana aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadamu. Supaya aku bisa memiliki walaupun  aku tidak ada di hatimu lagi. Aku benci mengingat itu semua. Pada kenyataannya jutru tidak akan pernah bisa aku lupakan. Aku ingin berkata keras keras bahwa tidak akan ada kamu lagi. Pada kenyataannya justru aku tidak ingin kamu hilang sedikitpun. Aku ingin tetap bisa menyentuhmu. Sekarang, waktu yang menurutku salah dan ingin kuhapus dalam lembar harian hidupku. Aku sadar kalau kamu memang tidak pernah akan ada untuk memelukku lagi.

Aku takut sendirian.

(dikirim oleh @shintayashinta di http://goodtoseeyou.tumblr.com/post/2858386670/30-hari-menulis-surat-cinta-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar