Minggu, 23 Januari 2011

Surat Balasan Untuk Bulan

Selamat malam, Bulan..

Halo bulan, sudah aku terima suratmu dan aku baca. Aku baca berkali-kali, biar aku mengerti maksud dari suratmu.

Jika kamu bilang aneh karena mengirim surat buatku, kini kita sama-sama aneh, karena aku juga membalas suratmu.

Bulan, taukah kamu.. sejujurnya tidak ada hal yang harus kamu irikan dari aku.

Kamu bertanya, bagaimana rasanya jadi pusat tata surya? pusat perhatian dari seluruh benda di galaksi ini. Kamu tau, bulan? Jadi pusat perhatian itu tidak selamanya menyenangkan. Ada beban yang berat yang harus aku tanggung. Semua pergerakan benda-benda langit tergantung padaku. Jika Pemilikku sedikit saja menggeser posisiku, atau mematikan aku, maka habislah seluruh galaksi ini. Habislah semua apa yang ada di bumi. Termasuk kamu. Menakutkan, bukan?

Kamu bertanya, bagaimana rasanya punya cahaya sendiri, tidak seperti kamu, yang hanya bisa memantulkan cahaya dari aku. Kamu tau bulan? Cahayaku panas. Sudah banyak manusia-manusia bumi yang mengeluhkan panasku, kan? Padahal jarakku dengan mereka sangat jauh. Bagaimana jika nanti aku di letakkan satu jengkal di atas kepala mereka?

Kamu tau ga, bulan? Tidak ada hewan atau benda apapun yang sanggup terbang mendekatiku. Suhu badanku terlampau panas. Kadangkala, aku merasa kesepian. Beda denganmu bukan? Konon katanya, sempat ada manusia bumi yang berhasil mendatangimu.

Bulan, percayalah padaku, tidak ada yang harus kamu iri-kan dariku. Aku hanya sebuah benda besar yang sangat panas. Aku indah jika terlihat dari jauh. Pancaran warna indah juga tidak aku hasilkan sendirian.

Urungkan niatmu untuk bertukar tempat denganku. Percayalah, Kau tidak akan suka. Sama sekali tidak akan suka menjadi diriku.

Biarkanlah takdir membuat kita seperti ini, bulan. Sang Pemilik sudah tau apa yang diperbuatNya. Dia tidak akan salah menempatkan kita dalam posisi kita masing-masing sekarang.

Oiya, terimakasih ya, sudah menerima cahayaku dan memantulkannya kembali. Terimakasih karena kamu bersedia menggantikan posisiku menerangi bumi di waktu malam. Karena kehadiranmu, bumi tidak gelap di malam hari.

Salam hangat,

Matahari


---Oleh:


(diambil dari: www.citracerita.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar