Rabu, 26 Januari 2011

Surat Cinta 2

Untukmu yang mengawasiku di garis waktu.
Aku tak sedang mempermainkan hatimu. Aku pun tak sedang menguji kesetiaanmu. Jadi jangan pergi, tetaplah mengawasiku.

Aku senang saat kita berbincang. Meski tak ada suara terucap, senyummu adalah nada keindahan yang terasa gombal jika kudeskripsikan. Petuah bijak bilang, saling sayanglah tanpa mengharap balasan. Maka itu yang akhirnya kulakukan, menyayangimu tanpa ingin kau tau.

Jangan bertanya, bentuk sayang seperti apa yang kupunya. Lihatlah dan bacalah saja. Maka, desir hati yang kau rasakan, itulah sayang yang ingin kuhadirkan.

Untukmu yang menemaniku di garis waktu.
Surat cinta ini tak hendak membuatmu makin mencintaiku. Membuatmu terjaga dan terus menemaniku adalah cinta yang diam-diam kudoakan pada Tuhan. Kelak jika kutemui jodoh pastiku, kuharap ia sepertimu, tidak terus terang menyayangiku, tapi terus kurasakan sayangmu. Bukankah itu yang paling penting bagi perempuan; merasa dicintai.

Untukmu yang ada bersamaku di garis waktu.
Pergilah jika kau lelah. Jalani hidupmu dan aku pun begitu. Aku membebaskanmu, kau pun tak menahanku. Aku mendoakan bahagiamu, kau pun mensyukuri kegembiraanku.
Tak ada yang bisa memastikan kita. Garis waktu pun akan terus berjalan .
Jika nanti kau mencari, semoga garis waktu ini masih kudiami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar