Kamis, 20 Januari 2011

Untuk Kekasih Bertas Kecil

Tepat hari ini, seminggu yang lalu aku meninggalkanmu sepucuk surat diatas meja. Meninggalkanmu yang tengah tertidur pulas di pagi itu. Kini aku terperangkap rindu yang kubuat sendiri dengan merangkai jarak menuju cita-citaku. Kita menjaga waktu untuk terus berjalan bersama kita yang terpaut jarak. Kau tau aku rindu. Aku ingat malam sebelum aku meninggalkanmu, kita menikmati lampu-lampu sepanjang jalan yang kau bilang berwarna senja. Untukku terlihat seperti ular naga yang bersinar. Kau dan senyummu malam itu, terpatri sempurna, terpajang dihalaman pertama ketika aku membuka jurnal harianku di dalam kepala. Taukah kau, aku selama disini merasa asing. Jemariku tak lagi menemukan kata yang cocok selain rindu.

Aku tau kau tak pernah mau membalas suratku karna malu, tak terbiasa menulis katamu. Apa bedanya dengan sms yang biasa kau kirim? Mungkin ini lebih panjang. Aku tau kau lebih suka membaca dibandingkan menulis, dulu akupun begitu. Menikmati harum dan suara gesekan kertas setiap membuka halaman baru. Tapi kali ini aku menulis,belajar menulis, menulis surat untukmu. Surat pertamaku seminggu yang lalu, yang katamu selalu kau bawa kemanapun bersama surat-suratku setelahnya untuk kau baca saat rindu denganku atau untuk menertawakan setiap kata yang kau bilang bersuara. Aku rindu kau. Aku membayangkan kau membawa semua suratku didalam tasmu saat berpergian, bagaimana dengan sebulan lagi. Berpuluh-puluh surat kau bawa didalam tasmu. Sepertinya kau harus membeli tas yang lebih besar haha. Atau aku harus berhenti mengirimimu surat seperti ini? Tapi sepertinya tidak mungkin aku berhenti menulis surat untukmu. Aku mulai ketagihan menuliskannya untukmu, menulis surat sambil membayangkan perasaanmu dan perubahan ekspresi wajahmu saat membacanya. Itu membuatku tersenyum saat menulis surat untukmu. Aku bahagia denganmu walau harus seperti ini, berpisah jarak.

Sampai disini dulu suratku. Selamat malam kekasihku, selamat makan malam.

Kekasih yang bahagia bersamamu

Aulia.

Nb: Apakah kau masih mau membaca surat-suratku?


---Oleh:


(diambil dari: www.auliasoemitro.wordpress.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar