Rabu, 19 Januari 2011

Untuk Merah

Untuk engkau yang berwarna merah…


Kekasihku, aku butuh engkau untuk berhenti menangis. Jangan meratapi kita, Sayang. Hatiku sama lukanya dengan hatimu.


Aku mencintaimu. Demi apapun di dunia dan alam semesta yang Maha Luas ini. Tetapi dunia dan alam semesta pun tahu merahnya tubuhmu…


Sayang, aku cinta. Dan aku ingin kita bersama selamanya. Membangun keluarga yang sakinah, mawaddah warrohmah. Sesuai dengan harapan kita jika berjanji di atas Al-Qur’an nan suci. Namun dunia ini tidak, Sayang. Kita hidup di bumi yang kotor. Di atas tanah yang dipijak manusia-manusia warna-warni yang merasa ‘putih’.


Aku tak pernah mencintaimu menggunakan kata ‘karena’, pun memedulikan kata ‘tetapi’. Kau tahu betul itu. Sayangnya, ada hal-hal yang tak bisa kuatasi.


Merahmu, Sayang, tak pernah menyakitiku seperti ia menusuk-nusukmu. Dan aku pun pernah memelukmu dan menatap lurus jauh ke dalam lubuk hatimu saat kau mengutarakan segala. Janjiku saat itu, “Aku akan selalu ada untukmu.”


Aku sungguh mohon ampunan padamu. Tetapi jika kau tak bersedia pun, aku rela mati dalam kebencianmu karena hidup memang sudah tak berarti ketika aku tak menemukan cinta untukku dalam matamu. Beban ini menginjakku, Sayang. Beban mengayomi keluargaku: ibu dan adik-adikku. Bahwa jika aku memutuskan membuang diriku untukmu, tak ubahnya membuang mereka juga. Ketika kode di kartu tanda pendudukmu tertera pula di kartuku, maka itu artinya membunuh masa depan mereka juga. Bahwa, pilihanku menjadi engkau atau mereka.


Aku tak ingin memilih salah satu di antara kalian, Sayang. Maka aku memilih mengorbankan diriku sendiri. Maafkan aku, Sayang. Izinkan aku mengubur diriku, sebagai orang yang menyendiri, jauh dari segala hal duniawi. Aku akan mengabdikan diri pada Tuhan Semesta Alam, sehingga hanya Ia yang berhak atas aku. Namun aku ingin kau benar-benar percaya dan mengingat. Sampai kapanpun, hatiku tetap sepenuhnya milikmu.


Tertanda,


Lelaki biasa yang mencintai seorang wanita luar biasa


–didedikasikan untuk para korban G/30 SPKI dan keluarganya


(dikirim oleh @InezKriya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar