Jumat, 14 Januari 2011

Untuk Perempuan Terhebat

Kepada Yang Tersayang
Perempuan Bergelar Ibu


Assalamualaikum
Halo ibu, atau yang lebih suka kupanggil dengan sebutan mama. Bukan karena sok keren atau biar terdengar gaul, tapi memang panggilan itulah yang telah dibiasakan padaku sejak kecil, dan aku tidak ingin untuk menggantinya dengan panggilan lain.
Seringkali aku ingin bertanya, bagaimana sih rasanya menyandang gelar seorang ibu? Pasti berjuta rasanya. Gelar yang diperoleh setiap wanita tanpa perlu mendaftar di perguruan tinggi manapun, tanpa ujian skripsi, tapi justru ujian menghadapi kenakalanku dan adik perempuanku.
Ma, ada tidak syarat spesifik untuk menjadi seorang ibu? Adakah kriteria bagaimana cara menjadi ibu yang baik dan benar?

Aku tahu Ma, tidak ada buku yang mengulas teori menjadi ibu dengan benar-benar tepat, tidak satupun kursus mampu memberikan tips terbaiknya, menjadi ibu sejatinya datang dari hati. Begitu kan Ma?

Ma, usia kita terpaut lebih dari dua dekade. Sudah benar-benar generasi yang berbeda. Tak salah jika kita sering beda pendapat, sering beda pandangan, sering beda pemahaman. Rasa-rasanya seringkali kita tak sejalan, tapi bagaimanapun itu aku tetap menghormati dan menyayangi mama.

Ma, aku paling anti didikte, karena itu membuatku merasa masih dianggap anak kecil. Tapi aku tahu, betapa besar kekhawatiran seorang ibu, pada anak gadisnya yang sedang dalam proses menjadi dewasa. Pada godaan yang begitu banyak menerpa. Ah ya, aneh ya Ma, melihat betapa kita terkadang begitu mirip dan begitu berbeda dalam waktu-waktu tertentu.

Ma, Papa itu keren ya bisa memenangkan hatimu. Begitu beruntung pria satu ini bisa terpilih menjadi pendampingmu dari sekian macam seleksi ketat. Karena cintakah? Ha ha. Aku tahu aku tahu, pasti hanya Mama yang begitu mampu mengerti Papa, dan begitu juga sebaliknya.
Ma, bagaimana rasanya tahu bahwa akulah anakmu? Cukup memusingkan ya? Sama. Aku juga suka pusing dengan diriku sendiri. He he.

Jujur saja, aku selalu sedih saat tak sengaja berseteru denganmu. Apakah harus dengan begini kita menghadapi satu masalah. Kuharap tidak terjadi lagi untuk besok-besoknya. Dosaku sudah cukup banyak tanpa harus jadi anak yang durhaka. He he. Ma, mengertilah aku, sementara akupun sedang berusaha melakukan hal yang sama.

Ma, tidak cukup kata terimakasih untuk triliunan perhatian, cinta dan kasih sayang yang telah dilimpahkan untukku dan adikku. Bahkan bagiku kue saat ultah hanyalah sebatas simbol belaka. Ma, aku tidak suka berjanji karena takut tidak mampu menepatinya. Tapi ijinkan aku membahagiakanmu.

Semoga Tuhan selalu menjagamu dan membalas semuanya. I Love You My Super Mama


(diposting di www.anindita.posterous.com )

2 komentar:

  1. I just wanna say,
    aku sayang Ibu :')

    BalasHapus
  2. Mama ku adalah SuperWoman, sekarang dia sudah beristirahat dengan tenang. Mama, I love you so much. I miss you so much.

    BalasHapus