Jumat, 14 Januari 2011

Salam Rindu Untuk Pak Posku

Beberapa tahun terakhir degub jantung ini sudah tak seperti dulu, perasaan harap-harap cemas, kala menunggumu datang di depan halaman rumahku. Saat-saat kau datang bersama bebek usangmu dengan suara meraung, saat kau hadir dengan seragam jingga kebanggaanmu sambil membawa sepucuk surat dari tas kulit lusuh itu, dan melempar senyum yang dihiasi peluh, peluh yang penuh perjuangan mengunjungi satu pintu ke pintu yang lain.

Kini aku tak pernah lagi tergesa-gesa ingin sampai kerumah untuk menunggu kau datang mampir ke gerbang, sambil meneriakkan kata “POS!”. Suaramu kini tergantikan oleh nada peringatan di ponselku, warna jinggamu berubah jadi warna-warni banner iklan dalam surat elektronikku, bahkan senyummu kini ditukar oleh icon-icon lucu di yang menghias layar penampil.

Wahai Pak Posku, kemana kau kini, mudah-mudahan kau masih sibuk mengantar surat di kota yang padat ini. Mudah-mudahan kemajuan teknologi tak membuat bebek jinggamu menganggur, dan mudah-mudahan generasi ini masih mengenal dirimu.

Wahai pak pos sudah lama aku tak melihatmu, suara motor bebek tuamu juga tak pernah lagi mampir ke telingaku, Warna jingga kebesaranmu juga tak lagi menghiasi mataku.

Wahai pak pos sesungguhnya aku rindu suara teriakan mu saat kau antarkan secarik surat dari tas kain usangmu. Kini sengaja kukirim surat untukmu, agar kau datang lagi kerumahku, mengantar dan membalas surat ini untukku.

Salam hangat pak posku, salam rindu untukmu…..

---

2 komentar:

  1. ini bagus banget. mengharukan. :') rindu pak pos yaaa..jamanjaman kecil. hehe..

    BalasHapus
  2. Ya, aku jadi inget masa kecil dulu. Waktu sering berkorespondensi sama temen-temen luar kota. Pak Pos yg slalu kutunggu. Membawa sepucuk kabar dari sahabat di seantero nusantara.

    Terharu banget bacanya :'(

    BalasHapus