Kamis, 20 Januari 2011

Untuk Seseorang di masa lalu

Menginjakkan lagi kakiku ke kota ini membuatku teringat lagi padamu. Tepatnya menguatkan ingatanku, karena aku tak pernah melupakanmu. Kota ini telah banyak berubah, kemacetan mulai terlihat dimana-mana. Tidak seperti dulu, ketika kita masih senang berkeliling kota dengan motor bebek kesayanganmu. Masihkah motormu itu berganti warna setiap minggu? Bahkan hingga kini aku masih tergila-gila pada motor berkopling seperti milikmu, meski sebenarnya motorku sama sekali bukan motor berkopling. Yah, aku menambahkannya sendiri.

Aku melewati lagi jalan yang dulu sering kita lalui, dan kenangan tentangmu semakin meracuni pikiranku. Aku sempat mencari penjual ayam goreng dan pecel lele langganan kita dulu, dan aku cukup senang mengetahui bahwa tempat itu masih ada. Masih ramai seperti dulu, meski bangunannya sudah banyak berubah. Rumah kosmu dulu pun masih di tempat yang sama, di depan rumah kosku tepatnya. Melihatnya lagi sempat membuat dadaku sesak. Bahkan aku masih bisa mengingat dengan jelas setiap detail di rumah itu.

Sebenarnya, aku ingin sekali bertemu denganmu, sekedar untuk memastikan lagi tentang perasaanku. Tahukah kau, aku pernah merasa begitu menyesal ketika menyadari bahwa kau ternyata sangat berarti? Kau pernah bertanya mengapa kita dulu berpisah, dan sungguh, akupun tak tahu jawabannya. Bukankah kita tak pernah mengakhiri hubungan itu?

Mungkin suatu saat nanti, ketika kau atau aku membaca lagi surat ini, kita sudah bisa melepaskan keping-keping ingatan yang mengganjal. Setidaknya tidak sesakit ini lagi ketika mengingatnya.

Tak lupa kuucapkan selamat, bukankah tak lama lagi kau akan melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihanmu?



… dari seseorang di masa lalumu …


(dikirim oleh @IsyiaAyu di http://isyiaulfa.wordpress.com/2011/01/19/untuk-seseorang-di-masa-lalu/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar