Jumat, 21 Januari 2011

Boneka

ai, Kakak. Sempat ke SMA kita dulu? Ah, tidak sempat ya pasti. Kamu kan mengagumkan, pasti setelah liburan Natal usai kau langsung landas kembali ke Bandung dan melanjutkan kehidupan mahasiswamu yang isinya penuh dengan kekerenan. Ah gombal. Maksudku, kau pasti sibuk sekali. Kan sudah tingkat tiga. Aku sih masih mahasiswi-mahasiswian, masih baru, jadi selama liburan masih panjang, aku manfaatkan waktuku dengan orang tuaku di rumah. Nanti kususul ke Bandung ya, toh nanti ketemu juga di kampus.

Ngomong-ngomong, suka kucing tidak? Ah sial, kenapa aku belum tahu yang ini tentang dirimu? Dasar, pengagum macam apa lah, nanti kutanya adikmu kau suka kucing apa tidak. Yang jelas di SMA kita ada kucing yang lucu banget. Bulunya warna kuning loreng-loreng, gendut, matanya bagus, jinak pula. Mengingatkanku pada Garfield dan Puss In Boots. Waktu aku masih kelas 3 SMA, kunamai dia Boneka.

Aaaah, heran ya kenapa kunamai dia Boneka? Entah kenapa aku suka menamai setiap kucing yang kutemui dengan nama yang aneh-aneh seperti Kelinci, Panda, Jin-Dol. Biasanya susah ya memanggil kucing, tidak seperti anjing yang biasanya tahu namanya sendiri. Pernah aku memanggil kucing bernama Kelinci seperti ini, “Kelinciiii! Hoi Kelinci kesini dong ada makanan!! Hei, Kelinci! Kelinci!!” yang benar-benar tolol sekali berhubung memanggil seekor kucing dengan sebutan Kelinci.

Tapi si Boneka ini lain. Sejak aku kelas 3 SMA dia selalu datang jika kupanggil ‘Boneka’. Jadi tidak terlalu tampak bodoh lah kalau kupanggil Boneka dan dianya datang untuk makan sesuatu dari tanganku atau apa.

Ceritanya—setelah satu semester aku meninggalkan SMA kita dan pindah untuk kuliah—kemarin aku menyempatkan diri mengunjungi SMA kita itu. Aku menemui Boneka sedang tidur-tiduran di bawah ring basket. Senang sekali melihatnya masih hidup dan tambah gemuk seperti itu. Jadi kupanggil dia, “Boneka!” dan dia menoleh lalu datang dan berlari kepadaku. Dia tahu namanya Boneka. Dia ingat namanya Boneka. Dan dia masih ingat padaku.

Aku selalu mengingatkan pada adik-adik kelas kita untuk selalu menyayangi dan memelihara serta memberi makan si Boneka. Tapi katanya namanya berubah. Dia dipanggil dengan nama Abraham sekarang. Aaah, dia tidak akan datang kalau diteriaki “Abraham!” sebab dia tahu namanya Boneka.

Namanya Boneka, Kak. Lucu kan?? Sudah lihat dia belum??

Coba tanya, seberapa besar cintaku pada Boneka?

Tidak sebesar cintaku padamu, sih. 11-12 lah.


(dikirim oleh @sophielavoine di http://lettredamourpourtoi.tumblr.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar