Minggu, 23 Januari 2011

Dear Mbak Emah

Mbak Emah, aku senang banget, lho, waktu kamu datang. Udah beberapa bulan ini aku sama Mama harus ganti-gantian ngepel, cuci, nyapu, dan masak. Pegel juga ternyata mengerjakan semuanya. Ini lumayan bikin nafsu makanku membesar jadinya.


Aku senang sama kamu, lho, Mbak Emah. Kamu itu suka bercerita dan selalu tersenyum. Kalau dimintain tolong apa aja, nggak pernah mengeluh. Kamu juga sopan dan nggak pernah melawan. Sosok orang yang pas menjaga rumahku. Kalau aku atau orang rumah lainnya mau meninggalkan rumah jadi nggak khawatir menitipkannya ke kamu. Kami juga nggak harus ganti-gantian jagain rumah karena kamu pasti siap sedia.


Minggu lalu kamu meminta pulang. Kami semua kaget. Katanya kamu betah ada di rumahku, tapi kenapa tiba-tiba pengen pulang? Kata kamu kakakmu melahirkan, keesokan harinya kamu bilang kakakmu meninggal. Tapi kamu nggak sedih dan senyum. Reaksimu biasa aja. Tapi kamu bisa menunggu seminggu untuk nggak pulang. Tunggu sampai kamu dijemput katanya.


Hari Minggu ini kamu harusnya pulang. Kamu akan dijemput. Aku sudah membayangkan akan segudang pekerjaan rumah yang menanti. Duh, kalau nggak ada kamu pasti berat, ya, Mbak. Sebelum kamu pulang, kami sekeluarga pergi ke Gereja dulu. Kamu bilang kamu akan menunggu sampai kami pulang.


Tiga jam kemudian ketika kami sampai rumah, kami tidak mendapatimu di rumah. Cuma sepucuk suratmu yang kami temukan di meja makan. Katamu,


“Maaf, ya, Bu. Emah pulang nggak tanpa pamit. Kakakku sakitnya semakin parah. Emah pulang nggak bawa apa-apa, kok, Bu”.


Kamu pulang tanpa berkata apapun. Kamu mengunci semua pintu rumah dan melemparkan kunci ke halaman rumah. Kamu membuat kami semua kaget dan panik. Ada apa, Mbak Emah?


Mbak Emah, aku nggak tahu kesulitan apa yang sedang kamu alami sampai kamu harus terburu-buru. Benarkah kakakmu sakit? Atau ada orang lain yang memaksamu untuk pulang? Apapun itu alasannya, hati-hati di jalan ya, Mbak. Semoga kamu menemukan rumah yang membuatmu bertahan lama. Terima kasih untuk dua bulan yang kamu bantu. Sungguh kamu meringankan beban kami.


Salam,


(Mantan) Majikanmu


(dikirim oleh @naomitobing di http://naomitobing.wordpress.com/2011/01/23/mbak-emah/)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar