Sabtu, 15 Januari 2011

I Love You, Brot!


siang ini aku menulis surat cintaku untukmu abangku.

bg Aldo. kamu pantas dijadikan contoh, walaupun teriakan papa kemarin itu mengganggu pikiranmu. selamanya kamu tetaplah abangku yang pantas kucontoh. 

dulu aku sendiri sangat iri padamu. dengan otak cemerlang dan hati yang besar kamu selalu membuatku iri. semua orang menyanyangimu. terkadang aku merasa mama tidak memerlukan keberadaanku apabila kamu pulang ke rumah. aku selalu menganggap kamu pengganggu . tapi entah kenapa, kehangatanmu selalu membuat rasa kesalku itu mencair, bahkan aku semakin menyayangimu. dan sekarang aku tidak menemukan alasan untuk iri padamu. malahan aku bangga. dan aku selalu membuat orang lain iri karena aku memilikimu sebagai abangku. 

ingatkah abang ketika kita pertama kali nyasar di Kabanjahe. aku sangat ketakutan. tapi kamu gamelepas genggamanmu dari tanganku. kamu selalu meyakinkan aku kalau kita pasti pulang ke rumah opung. kita berjalan ke arah Medan, bukan ke arah rumah opung. kita dengan polosnya berjalan mengikuti angkutan yang lewat tanpa tau tujuan angkutan itu. aku ingat kamu menggendongku karena aku udah terlalu capek buat jalan padahal kamu sendiri juga udah capek. dan untungnya kita ketemu sama temen papa yang akhirnya nganter kita pulang.

aku ingat pas aku dibawa mama ke jakarta sama Agra, aku selalu menanyakan keberadaanmu. dan aku sangat merindukanmu. aku malah mengumpulkan kartu bergambar satria baja hitam. aku mengumpulkannya untukmu. karena aku tau kamu sangat menyukai satria baja hitam. aku juga ingat kita sering berantem seperti anak lainnya. kita sering berusaha berebut perhatian dari mamapapa karena kita jarang ketemu mereka. tapi tetap kamu yang mengalah untukku dan untuk Agra.
sekarang , ada masalah yang cukup besar di hadapan kita. TAPI aku yakin abang pasti bisa melewati itu semua. bukankah sebelumnya ada masalah yang lebih besar dari ini ? tapi bisa kita lewatin kan? bg Aldo, ingatlah ini, kalau aku sangat bangga memilikimu sebagai abangku. aku sangat mempercayaimu. seperti sekarang aku percaya kalau masalah itu akan kita atasi. ingat , kita keluarga!

peluk hangat - Anggi.


1 komentar:

  1. *peluk* adik yg baik, mengerti dan menghormati seorang kakak itu perbuatan yg sangat mengagumkan.

    BalasHapus