Minggu, 23 Januari 2011

Kenangan Kita Dulu

Dear Mbak Piet,

Mengingat Mbak Piet aja aku langsung teringat masa-masa indah kita di SMA, Entah kenapa Mbak Piet adalah satu-satunya kakak kelas (yang cewe) yang kuingat. Apakah karena Mbak Piet berhasil mencomblangi aku dengan Kokon atau karena Mbak Piet adalah senior paling berbakat yang sangat kami kagumi di kelas Teater. Entahlah. Tapi yang jelas selain mengagumimu, aku juga menyukaimu sebagai individu yang baik hati, suka membantu, ramah dan berkharisma.

Ngomong-ngomong tentang Kokon, aku sempat dua kali lho jadian dengan dia n terakhir kali setelah dicampakkan (lagi) olehnya aku baru sadar kalo dia orang yang aneh. Tapi tentu saja aku lebih aneh dan bodoh karena suka sama dia dan rela dicampakkan dua kali. Ah, suka duka masa SMA. Tapi kami sekarang sudah baikan lho lewat Facebook.

Satu lagi yang paling kuingat tentang kebaikanmu adalah ketika Mbak Piet mengirimiku kado ulang tahun berupa satu set stationery morning glory berwarna ungu. Stationery itu jadi kesayanganku. Aku bahkan gak rela meminjamkannya ke Petty, teman sebangkuku karena dia terkenal ceroboh. Dia pernah meneteskan tipe-ex ke penggaris ungu kesayanganku, salah satu dari stationery yang Mbak Piet kasi. Aku marah berat dan besoknya dia malah ngejailin aku dengannyembunyiin penggaris itu. Dasar Petty!

Aku juga ingat hari hari kita teater keliling ke Denpasar dan Negara. Mbak Piet keliatan sangat cantik dan sangat keibuan menjaga kami semua yang sedang labil. Terutama aku yang sangat ketakutan karena Mas Bagyo menyangka aku adalah pohon. OMG! Aku juga ingat bagaimana aku sama Irma Badak ngintipin Mbak Piet lagi ngobrol-ngobrol sama.. mm.. siapa ya namanya, lupa. Kami semua tau dia mengagumi mbak Piet dan itu kami jadiin bahan gosipan dikamar. Ampun Mbak!

Aku senang sekali waktu ketemu mbak Piet di Facebook dan ternyata Mbak Piet sudah berkeluarga dengan Kak Dony. Siapa sangka Kak Dony yang dulu paling aku takuti malah ngedapetin Mbak Piet, My angel yang baik hati. Beruntung sekali dia. Pasti dia sangat mencintai Mbak Piet. Semoga kali berdua live happily ever after. Eh enggak berdua dong, sekalian ama anak-anaknya live happily ever after juga.

Baiklah Mbak Piet, sekian dulu suratku.
Empat kali empat sama dengan enam belas
Sempat tidak sempat harap dibalas
(pantun jadul banget)

Xoxo,

Utary

(dikirim oleh @utary di http://myutary.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar