Jumat, 14 Januari 2011

Kepada Manusia Kincir Angin

Dear kamu si manusia kincir angin,
Apa kabar? Masih jadi manusia kincir angin yang sering tertiup angin? Oh iya lupa, khusus kemarin dan hari ini, kamu sedang mengungsi di negeri bir. Mudah-mudahan seperti janjimu padaku, kamu ga akan jadi manusia bir. Cukup jadi manusia kincir angin saja ya
Hari ini Fukuoka cerah. Ada matahari lho. Tapi ya seperti biasa, mataharinya tidak sehangat atau semenyengat matahari Bekasi, Jakarta, Bandung, ataupun Jogja yang pernah kita kagumi sekaligus kita maki bersama. Kamu pasti kangen ya sama matahari yang hangat atau bahkan menyengat begitu? Sama, aku juga. Tapi, aku lebih kangen sama kamu lho. Sudah, jangan protes dan tersipu malu, kamu harus mulai biasa dengar kata-kata itu dariku sama seperti aku yang mulai belajar untuk bilang kangen dengan gamblang padamu
Benar ya rupanya kata orang-orang kalau sesuatu baru terasa berharga ketika sudah tak ada atau sudah tidak di depan mata. Ya macam rendang yang sering aku bahas ke kamu, yang selalu gagal aku buat atau macam matahari yang pelit berbagi cahaya di sini dan di tempatmu. Contoh lainnya itu macam kamu yang ketika jauh di sana malah sering ber-apparatus di kepalaku. Aneh ya?
Sudah nyaris Senin di sini, sementara di sana masih Minggu kan? Menurut ramalan cuaca, Senin nanti akan ada matahari, tapi suhunya cuma tiga derajat. Entah bagaimana di tempatmu nanti, jangan-jangan lebih dingin lagi. Mudah-mudahan tak apa, toh kita sudah mulai terbiasa. Untuk sementara ini, kita tahan dulu ya rasa kangen kita pada hangatnya matahari. Disabar-sabar dulu ya, kan sebentar lagi musim semi datang.
Aku kangen kamu. Untungnya sebentar lagi aku pulang dan kamu pun pulang. Sudahlah, kamu tak perlu repot bertanya aku mau dibawakan apa. Kamu cukup datang mengetuk pintu rumahku saja dan mari kita habiskan sore-sore kita yang singkat di beranda. Kamu juga tidak perlu khawatir kalau aku menyesal karena memutuskan untuk tidak menikmati musim semi di Fukuoka. Tak apa, aku lebih ingin kita merangkai musim semi milik bersamamu di kota tempat kita tumbuh dewasa
Nah, sudah ya, nyaris tengah malam di sini, besok aku kuliah pagi. Kabari aku kalau kamu sudah jadi manusia kincir angin lagi.
Fukuoka, 16 Januari 2010.
Dari Rise-yang-katamu-ga-manja, via notebook putih ber-wallpaper Klein Venetie darimu.

-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar