Sabtu, 22 Januari 2011

Penuh Cinta Untuk Bali



Dear Bali,

Aku sungguh beruntung bisa tinggal disini dan menikmati keindahan dan keunikanmu setiap hari. Dari sejak matahari terbit disela-sela padi yang sedang menguning hingga terbenam diujung samudera. Menikmati embun pagi di Ubud hingga keriuhan malam hari di Kuta. Denganmu aku sungguh tak pernah bosan.

Disini juga terukir banyak bermacam kenangan. Kenangan penuh cinta dengan kekasihku hingga kenangan buruk ketika bom meledak menghancurkan jantung kotamu. Semuanya masih teringat jelas ketika malam itu aku dan teman-temanku hendak bersenang-senang, namun engkau masih melindungi kami dengan segala kemistisanmu menciptakan serangkaian musibah kecil sehingga kami tidak jadi pergi. Lututku lemas ketika malam itu salah satu teman yang terjebak disana menelpon dan memberitahukan musibah besar itu. Kesedihan itu masih terasa hingga berbulan-bulan kemudian, mungkin bertahun-tahun atau selamanya bagi yang terkena musibah itu.

Aku menyukai bau harum dupa dan bunga segar dipagi hari ketika hari raya Galungan tiba serta menikmati keindahan penjor-penjor yang berjajar sepanjang jalan disetiap sudut kotamu hingga kepelosok. Aku juga tersenyum ketika Demam Piala Dunia mendera dan setiap rumah memasang bendera Negara yang mereka dukung. Aku menikmati kebingunganku mencari jalan pulang sehari sebelum hari raya Nyepi karena semua jalan ditutup untuk pawai Ogoh-Ogoh.

Terberkatilah aku yang bisa menikmati sunset indah dari pantai seminyak hampir setiap sore, juga suara burung-burung berkicau didahan pohon didepan rumahku dan suara kodok yang bersahut-sahutan saat musim hujan datang. Aku menikmati setiap detik adrenalin arung jeram disungai Telaga Waja, keindahan bawah laut dipantai nusa penida dan bersepeda dijalan-jalan desa di Ubud. Aku menyukai makanan tradisionalmu yang pedas dan tentu saja ada begitu banyak pilihan tempat makan-makan dengan berbagai masakan dari seluruh dunia.

Walaupun semakin hari kotamu kini semakin ramai, semakin bising dengan suara motor dan mobil, semakin macet dan mulai banjir diwaktu hujan turun, Tapi aku semakin menyukaimu. Menurutku tempatmu kini semakin semarak, semakin beragam dan semakin tidak membosankan. Aku harap meskipun orang-orangmu semakin modern kini tapi kebudayaan dan tradisimu akan tetap dipertahankan. Karena keunikan itulah yang membuatmu berbeda.

Malam ini, aku disini dan membayangkan esok pagi akan melihat matahari muncul dari sela-sela padi yang menguning, burung berkicau dari dahan pohon dan aku akan berangkat pergi bekerja melewati jalan yang macet, bertemu dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, menikmati sunset dipantai lalu pulang dan membeli ayam betutu diwarung langgananku. Life is so beautiful here.

Penuh cinta untuk Bali,

Utary

(dikirim oleh @utary di www.myutary.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar