Sabtu, 22 Januari 2011

Surat Cinta (?) Buat Papa

hai pa.

Udah 4 tahun gak ketemu. apa kabar papa? sehat-sehat aja kan?

aku kali ini pengen nulis surat buat papa. gak panjang-panjang pa. tapi memang toh dari dulu aku tidak punya banyak hal yang harus dibicarakan dengan papa.

aku cuma pengen papa tau,betapa aku kangen sama papa. aku masih inget di hari papa pergi, dengan satu kalimat “papa gak bakal pernah ninggalin kamu.” papa cium kening aku dan papa peluk aku. tapi lantas papa pergi, keluar dari pintu itu, dan disaat itulah aku yakin ini saatnya papa tidak akan kembali lagi bersama kami. Aku yakin papa gak pernah lupain aku, (bagaimana mungkin seseorang bisa melupakan anaknya sendiri,terlepas dari dia benar-benar menyayangi anak itu atau hanya menganggapnya beban tanggung jawab) tapi aku sulit percaya bahwa papa pernah berniat untuk benar-benar kembali dan meluruskan apa yang sudah berantakan dihati kita,dirumah kita, di masa lalu kita.

Bukannya aku tidak senang. aku hanya ingin papa dan mama berhenti berteriak-teriak satu sama lain. aku hanya ingin bisa tidur tenang dimalam hari, tanpa harus menangis menggigit bantal karna mendengarkan pertengkaran kalian di kamar sebelah. aku bosan dengan keadaan itu dan aku ingin kalian berhenti. jika pilihannya papa harus pergi, maka aku terima pa. aku rela papa pergi meninggalkan kami.

panggil aku durhaka, panggil aku anak tidak tahu diri. yakinlah pa, disela-sela kelegaanku karna papa tidak lagi ada, aku selalu kangen sama papa. sama kebaikan hati papa, sama kesabaran papa. Papa tidak pernah marah ke aku, sebesar apapun salah yang aku bikin. Tapi aku juga manusia biasa pa. aku tetap sakit hati atas pengabaian papa. aku kehilangan sosok ayah sejak kepergian papa, dan aku sangat, sangat kesepian. karna itu aku jarang membalas sms papa atau mengangkat telfon papa. ada rasa sakiiit sekali di ulu hatiku tiap mendengar suara papa. sesuatu yang belum bisa aku lupakan begitu saja.

oia,mama baik-baik saja pa. mama jauh lebih banyak tersenyum dan tertawa sekarang, berbeda dari dulu yang terakhir kali papa lihat. ujian hidup kami tidak berhenti ketika papa pergi, tapi toh mama tidak menghadapi ini semua dengan kemarahan seperti dulu. mama sudah lebih sabar dan memakai akal sehat. karena mama kuat, kami bertiga pun jadi kuat. jadi papa tidak usah khawatir.

aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup kita beberapa tahun lagi. setelah tiba masanya aku menikah dan hidup mandiri. apa jadinya hari pernikahanku? akankah papa dan mama datang bersama? atau papa tidak akan datang? atau papa akan datang dan bersama seorang wanita lain yang tidak aku kenal?

Aku hanya berharap suatu saat nanti aku akan dewasa dan mengerti. bahwa suatu saat jurang yang sekarang memisahkan papa dan kami semua akan hilang. hanya saja sampai saat ini aku belum bisa memaafkan dan melupakan apa yang sudah terjadi. maafkan aku untuk menjadi segini egois dan pemarah, tapi aku memang begini kan? papa pasti tau itu.

aku kangen papa, bagaimanapun. aku ingin sekali sekarang bisa meluk dan nyium papa dan semuanya jadi baik baik saja.

anakmu.

p.s : aku sayang papa.tapi aku harap suami aku kelak tidak seperti papa.

p.p.s : wah suratnya jadi panjang pa. dan ini belum semua.

(dikirim oleh @utitatituteto di http://bigfatcows.tumblr.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar