Sabtu, 22 Januari 2011

Surat No. 9 : Untuk Langit Biruku

Hei, udah jalan keretanya?


Hati-hati ya, semoga lancar dan tiba dengan selamat di kampung halaman! Ini udah perjalanan ke berapa, omong-omong? Hmm.. kesekian kali sejak terakhir aku kirim SMS itu ya? Masih inget kata-kataku? “Aku bakal nahan kereta itu biar nggak bisa jalan sampe kamu nerima aku!” Hahahaha… Beneran lho, waktu itu emang niat nembak kamu di stasiun. biar unyulah kita. Hahaha. Tapi yah… yang lalu biarlah berlalu. Meksipun, jujur, kamu nggak bisa aku halau dari hatiku. *tsaaaahhh


Sudah, sudah, aku nggak pengen kamu jadi terbebani sama kata-kataku di surat ini. Aku cuma pengen nemenin perjalananmu, meskipun cuma lewat kertas yang sudah dicorat-coret huruf-huruf ini. Dan ya, aku nulisnya pake bolpen yang tutupnya sudah nggak ada bentuk karena aku gigiti. Hehehe. Baik-baik di sana ya! Aku pasti bakal kangen banget sama senyummu. Dan tiap lihat langit, aku akan selalu inget kamu. Sampai kapanpun, kamu nggak akan tergantikan, meskipun sekarang aku sudah sama yang lain. Ini bukan berarti aku nggak setia atau mainin kamu. Cuma, artian kalian tetap berbeda. Aku masih sayang kamu, bagaimanapun wujud sayang itu. Dan aku juga sayang dia, sebagai sosok yang ada di sisiku. Maaf buat semua sakit yang aku bikin kamu merasakan, dan terima kasih untuk semua kenangan yang kamu bikin aku enggan melupakan. Kamu tetap terlalu baik buat aku. Semoga kamu pun segera menemukan yang lebih baik dari aku.





Salam kangen buat ngeceng-cengin kamu,


Orang yang kamu sebut “Peter Pan” di kontakmu





P.S. : Aku nggak bakal ngedoain kamu dapet temen seperjalanan yang ganteng nan baik ah. Untuk kali ini, tak rela aku tak relaaaaa~ :p


(dikirim oleh @inezkriya di http://cintalangitbiru.wordpress.com/2011/01/22/surat-no-9-untuk-langit-biruku/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar