Senin, 17 Januari 2011

Surat Sekuntum Bunga Matahari

Taukah kau kalau bunga-bunga yang lain selalu mengejekku?

Mereka selalu berkata kalau aku itu bodoh. Tapi aku tak peduli. Mereka tak tahu bagaimana perasaanku setiap kali aku memandangmu yang berada jauh sekali di atas sana. Bahkan tawa mereka yang sinispun tak cukup untuk mengalihkan pandanganku dari mu. Benar-benar tak bisa..

Setiap kali sang lebah datang, dia selalu bertanya. “Masihkah kau mendambakannya? Sang Matahari yang gagah perkasa?”

Dan aku selalu menjawab dengan anggukan yang sama. “Ya, dan maukah engkau terbang sedikit lebih tinggi hari ini dari hari kemarin? Untuk menyampaikan salamku kepadanya?”

“Akan ku coba, tapi sampai sejauh ini belum pernah ada yang bisa menggapainya.. bahkan burung elang yang gagah itupun tidak.”

Jujur, aku iri pada awan. Aku sering melihat mereka melewatimu dan menutupimu dari pandanganku. Ah.. apa yang kalian bicarakan di atas sana? Apakah suatu saat kau akan ikut dengannya dan pergi menghilang?

Ku harap tidak.

Ku mohon jangan..

Doaku setiap hari kepada Tuhan,

Bila nanti ada kesempatan,

Untuk aku meninggal dan kembali dilahirkan..

Aku ingin menjadi langit.

Tempat kau datang dan bernaung,

Hingga akhir hari memanggilmu pulang..


Tertanda..

Takdirmu di lain kehidupan

-Bunga Matahari-



---Oleh: @


(diambil dari: www.gigitbintang.wordpress.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar