Jumat, 14 Januari 2011

Surat Untuk Langit-langit

Hey saksi bisu kehidupankuu, iyaa kamu yang ada di atas sana, iyaaah betul kamu yang warnanya biru garis-garis coklat 5 meter di atasku.

Kita sering bersitatap ya. Meskipun aku selalu bingung ingin fokus ke sudut sebelah mana, karena kamu mengaku ngga punya biji mata. Bener sih. Tapi aku tau kamu ga buta, karena kamu bilang kita tak perlu mata untuk bertukar kata.

Mungkin kita ini bisa dibilang jagonya telepati. Aku menatapmu nanar, kamu menatapku datar. Aku bilang aku lagi kesal, kamu bilang itu tak jadi soal. Kamu hanya membalasku dengan berbagai nasihat khas langit-langit. Tinggi, melindungi, dan tak pernah menghakimi.

Ada satu nasihat darimu yang menjadi kesukaanku, wahai langit-langit sahabatku. Kamu bisa menjadi sumber inspirasi sekaligus sumber informasi bahwa kalau ngantuk mending langsung tidur sebelum jadi ngawur (kayak sekarang ini aku mulai ngomong sendiri lagi).

Ya sudah. Meskipun kamu ga bisa ngomong, aku yakin kamu ga bengong. Aku tidur dulu. Sampai besok pagi, Ngit.

P.S. Sori, harusnya dikirim kemaren malem.



(diambil dari: www.somniamemorias.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar