Jumat, 14 Januari 2011

Wanita yang kupanggil Mama..

Untuk seorang wanita..

Aku mengenalmu sejak kau beriku detak jantung dari rahimmu. Sejak itu pula aku hidup bergantung padamu, pada darah yang kau alirkan pada tubuhku. Segala kau beri untukku, sampai nyawamu rela kau pertaruhkan untuk kesempatanku melihat bumi dan semestanya.

Mama, ya begitu aku memanggilmu. Entah dari siapa aku belajar melafal nama itu. Mungkin kau yang mengajarkannya padaku, sekedar memberi tahu bahwa aku adalah anakmu. Aku tak melihatmu sempurna, karena kita hanya manusia, Ma. Tapi, untukku kau adalah keindahan paling terindah dalam semesta. Tuhan sudah sangat baik menciptamu untuk kemudian menciptaku. Lewat tuturmu aku diajarkan kebaikan. Segala yang diajarkan Tuhan selalu kau katakan, demi membekaliku untuk menapaki jalan.

Ma, aku ini anakmu dan akan terus menjadi anakmu. Sampai nanti Tuhan tak lagi mengijinkan kita bersama raga, bahkan sampai nanti salah satu dari kita atau kita bersama-sama di surga, kau tetap ibu yang akan kupanggil mama. Aku pernah durhaka, sering bahkan. Tapi tak pernah kudengar kau tak mau menyebutku anakmu, kau sunggu berhati mulia.

Dengan tulisan ini, aku hanya ingin menyampaikan sayangku kepadamu. Saat nanti aku tak sempat mengucapkan itu, mungkin kau bisa membacanya di sini. Sungguh, aku menyayangimu dengan segala kekuranganku. Doamu adalah kekuatan bagi perjalanan panjangku.

Terima kasih Mama..

dari,

anakmu yang masih saja durhaka



(diambil dari: http://dzdiazz.blogdetik.com/ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar