Selasa, 18 Januari 2011

Surat untuk Pria Berhati Emas

Kepada Pria berhati emas,

Selamat sore, Alfian.

Seucap kata terima kasih sepertinya belumlah cukup kusampaikan kepadamu. Suratmu kemarin membuatku berbunga-bunga. Baru pertama kalinya seseorang pria menyanjungku dengan sebutan bidadari.

Sungguh, aku tak pantas disebut sebagai bidadari. Itu terlalu mulia, setidaknya untukku wanita penuh cela. Aku sangat tersanjung ketika kakakku mendengar kakakku membaca suratmu untukmu. Kau menuliskan, aku menjadi alasan utamamu tersenyum? Aku bahagia mendengarnya. Aku tidak pernah tahu jika aku dapat membuat orang lain bahagia, maksudku orang selain keluargaku.

Alfian, aku yakin sekali bahwa dirimu pasti berhati emas. Karena kau baik sekali mau memujaku. Karena aku tidaklah lebih dari seorang gadis buta sederhana. Bahkan untuk menuliskan surat ini, aku meminta bantuan kakakku. Percayalah pria berhati emas, sosokmu mungkin cacat, tapi kebaikan hatimu membuatmu jauh lebih sempurna dibandingkan pria normal. Aku pun cacat.

Semenjak kecil yang kulihat hanyalah hitam. Aku tidak pernah tahu apa itu pelangi atau indahnya warna warni kupu-kupu. Yang kumiliki hanyalah keyakinan, bahwa aku beruntung masih diberikan nafas oleh Tuhan, masih bisa merasakan kasih sayang orang-orang di sekitarku juga beruntung mendapatkan surat darimu.

Jika dirimu tidak sibuk, mampirlah ke flat sederhanaku ini. Kita mungkin bisa berbincang-bincang. Janganlah takut ataupun sungkan kepadaku, karena aku tidak lah jauh berbeda denganmu. Terima kasih atas suratmu kemarin, terima kasih atas kekagumanmu kepadaku dan terima kasih atas cintamu kepadaku.

Tertanda,

Wardani

As_3d

----

(dikirim oleh @TanteHijau di http://zadikalexander.tumblr.com)

1 komentar: