Sabtu, 15 Januari 2011

Untuk Ayah dan Ibu

Selamat malam Ayah Ibu.

Terima kasih telah melewatkan malam ini di rumah, di depan televisi sebelum akhirnya beranjak tidur.

Berbulan-bulan aku merindukan kesempatan seperti ini. Aku tau kalian juga rindu kan?

Kalian tak pernah mengatakan,aku tau saja. Karena setiap hari di perantaun ku selalu menerima pesan singkat di ponsel ku yang selalu menanyakan kabar ku atau sekedar ingin tau apa yang sedang aku lakukan saat itu. Aku rindu kalian walau aku sering mengabaikan pesan itu. Maafkan kelakuan anak mu ini. =)

Ayah Ibu, aku tau aku bukan anak yang baik, setidaknya di mata ku. Bandel dan keras kepala, penyakit ku saat masih memakai seragam putih merah yang terus ada sampai hidup sebagai mahasiswi belum bisa aku hilangkan. Belum lagi sikap teledor ku yang semakin menjadi-jadi saat ini, aku yakin menambah pikiran kalian antara kawatir dan juga kesal. Kalian tak pernah berhenti mengingatkan, lagi-lagi sifat keras kepala ku seakan tak butuh di ingatkan mengabaikan kata-kata kalian. Dan lagi-lagi aku menerima batunya. Lucu kalau aku ingat-ingat. Dasar aku!

Ayah Ibu,

Maaf, aku belum bisa menjadi anak yang baik. Aku merasa belum bisa memberikan yang terbaik.

Maaf, aku selalu merepotkan. Sebesar ini aku selalu membuat kalian repot memikirkan ini itu.

Maaf, aku tau betapa bandelnya kelakuan ku dulu sampai sekarang. Aku hanya bisa berkata aku tak ingin melewatkan masa muda yang hanya sebentar. Aku mohon bersabarlah sedikit lagi. ;)

Maaf, sifat teledor ku menjadi-jadi akhir-akhir ini. Aku berjanji tragedi laptop dan ponsel adalah yang terakhir. Percayalah.

Maaf, aku belum bisa bangun pagi-pagi buta. Aku belajar di liburan kali ini. Mohon bantuan kalian.

Maaf, kalau dulu aku belum serius melakukan apa yang kalian percayakan. Janji ku mulai saat ini aku akan selalu serius dalam melakukan banyak hal.

Ayah Ibu,

Terima kasih karena selalu memberiku berjuta-juta kasih sayang, tak ternilai harganya di hidup ku.

Terima kasih karena selalu menjaga ku, dari saat aku hanya bisa mengedipkan mata sampai sekarang ketika aku pandai berkata “ aku bisa menjaga diriku” .

Terima kasih karena selalu memberi ku kepercayaan, walau aku tau kalian pernah kecewa atas apa yang aku lakukan tapi kalian tak pernah lelah memarahi ku dan memberi lagi kepercayaan.

Terima kasih karena tak pernah lelah menasihati ku. Memang kadang-kadang aku terlihat seperti mengabaikan tetapi percaya lah itu hanya masalah jiwa. Diam-diam aku selalu memikirkan. =)

Terima kasih karena selalu mendengarkan keluh kesah ku, aku memang pandai mengeluh di hadapan kalian.

Terima kasih karena selalu mendoakan aku, doa kalian sinar di jalan yang sedang aku lalui.

Terima kasih, hanya sebagian kecil yang aku tulis dari berjuta-juta yang telah kalian beri dari nafas ini ada sampai selamanya. Terima kasih Ayah Ibu.

Selamat malam, Ayah Ibu.

Dalam Doa ku selalu ada nama kalian.

NB: Jangan pernah lelah menjaga ku.

Mantan peri kecil, ade. =)



(diambil dari: http://dagdug.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar