Senin, 17 Januari 2011

Untuk Kekasih Yang Tak Lagi Sederhana

Kotaku kembali diguyur hujan deras, banyak kenangan yang tumpah bersama tiap tetesnya. Katanya di dalam suara hujan ada lagu rindu yang hanya didengar oleh orang yang merasakannya. Apa kau tau itu sayang? Dan aku mendengarnya sekarang. Baru 5 hari aku berangkat ke kota ini tapi sudah dibuatnya gila (hahaha sedikit berlebihan). Yang pasti aku ingin segera bertemu.

Aku rindu bermain hujan denganmu, menikmati tiap tetesnya yang meluncur di kaca jendela. Jendela mobil, jendela restoran dan jendela kamar. Semua membawaku mengingat semua itu hal tentang kita. Permainan tebak warna payung yang dibawa dengan melihat pakaian yang ia kenakan, menebak lagu yang sesuai dengan suara rintik hujan, menebak letak dan bentuk petir, menyanyikan lagu kita dan banyak lagi yang sering kita lakukan bersama hujan. Apa ini surat cintamu yang kau titipkan pada hujan? Atau ini suaramu yang kau selipkan diantaranya?

Aku ingat dulu kita terjebak hujan deras dan kau hanya memintaku untuk diam. Ya diam sambil menikmati secangkir kopi bersamamu, rasa-rasanya itu sederhana. Aku mau yang sesederhana itu bersamamu. Tak perlu memaksa menerjang hujan hanya untuk sekedar film di bioskop. Tak perlu menerjang hujan untuk sekedar merasakan (yang kata orang) romantis, berlarian kecil atau sekedar hujan-hujanan berdua karena kitapun bisa menikmatinya dari tempat hangat memandang hujan. Berdua bersamamu dengan hujan sebagai pengiring kita berbincang. Aku suka. Dan aku rindu kamu dan aku yang sesederhana itu. Kita yang sederhana tanpa tambahan jarak dan waktu seperti sekarang.

Peluk hangat kekasihmu

Aulia.


Nb: Kalau sempat kirimkan baju hangatku yang kau pakai untuk tidur kemarin, sesaat sebelum aku berangkat ke kotaku. Aku rindu wangimu dan kehangatan didalamnya.



---Oleh:


(diambil dari: www.auliasoemitro.wordpress.com )

1 komentar:

  1. Dari postingan yg saya pegang A-H surat kamu yg selalu romantis dan enak dibaca. :D

    BalasHapus