Senin, 17 Januari 2011

Iri pada Matahari

Selamat pagi, matahari..

Rasanya seperti ada yg aneh ya, aku harus menuliskan surat ini kepadamu. Padahal hampir setiap waktu kita ketemu. Tapi tak apalah..

Hai, Matahari… bagaimana rasanya menjadi pusat tata surya? Gimana rasanya jadi pusat perhatian dari semua planet-planet yang ada di galaksi Bima Sakti?

Terkadang aku iri lho sama kamu.. Iri karena kamu punya cahaya sendiri, sementara aku tidak punya, aku hanya memantulkan cahaya dari kamu. Iri karena kamu jadi pusat perhatian, sementara aku hanya sesuatu kecil yang akan menggantikan posisimu di waktu malam.

Iri karena kamu sangat besaaaaaaarr, sementara aku hanya benda kecil yang mengapung di langit, yang setia menemani bumi.

Iri karena kamu dinantikan orang ketika terbit, kata orang, ada harapan baru, di saat matahari terbit. Orang berusaha memanjat gunung atau pergi ke pantai, hanya agar bisa melihatmu terbit, kemudian mengabadikan dengan lensa kamera milik mereka. Terutama saat kamu terbit pertama kali di tahun baru, akan banyak sekali orang yang berusaha mengabadikanmu. Aku iri.

Aku iri karena tenggelammu juga tidak kalah indah, pancaran campuran warna antara kuning, oranye, ungu, dan putih jadi satu. Cukup banyak orang yang juga suka akan senjamu. sampai-sampai di bumi ada wisata senja sebuah candi, mereka membayar untuk melihat kamu tenggelam, matahari.

Sementara aku, ada lho orang yang takut dengan kehadiranku. Orang itu sering mimpi melihatku bulat sempurna, besar, dan merah; dia bilang itu mimpi buruknya. Aku sedih. Ada juga orang yang tidak suka dengan kehadiranku, dia bilang, karena wajahku sendu, sedih, ada kesunyian di balik pancaran sinarku.

Di sisi lain, ada sih beberapa orang yang suka akan kehadiranku, kata orang itu, bentuk sabitku seperti senyuman seseorang, kalau dengan hal ini, aku suka.

Wajahku juga tidak mulus, percayalah, bahkan aku punya lubang-lubang yang sangat besar dan dalam. Banyak persepsi berbeda, ketika orang melihatku dari bumi, ada yang bilang ada bayangan seorang ibu yang menggendong anaknya, ada lagi yang bilang dia melihat anak perempuan main ayunan yang tergantung di pohon, ada lagi yang bilang seperti melihat seekor kucing. Kau tau tidak, mengapa banyak bayangan yang terbentuk dariku? ini karena lubang-lubang besar itu, matahari.

Manusia serigala juga membenciku, karena jika dia melihatku dalam bentukan purnama, maka dia akan berubah jadi serigala, berteriak galau, seram, dan membuat orang-orang ketakutan, maka orang akan juga membenciku.

Matahari,
Sepertinya aku ingin bertukar tempat denganmu, bolehkah. Aku ingin merasakan jadi dirimu, punya cahaya sendiri, berkuran sangat besar, merasakan jadi sesuatu yang ditunggu senjanya, dan dikejar waktu terbitnya, merasakan jadi sesuatu yang sinarnya jika terbias air hujan, akan membentuk pelangi yang indah.

Bolehkah, matahari? Ijinkan aku bertukar tempat denganmu ya..

p.s: aku menunggu balasanmu

Dari benda yang iri kepadamu,

Bulan



---Oleh:


(diambil dari: www.citracerita.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar